Dear Windmill
07:24December, 31 2010
In the name of Allah
Aku bingung aku harus mulai dari mana, padahal sebelum aku menulisnya aku terbayang apa saja kata-kata yang akan aku tuliskan sekarang, tapi entah kenapa jari-jariku kelu dengan semuanya ini.
Bahkan aku tidak tahu sepenuhnya siapa kamu sebenarnya, tapi aku rasa aku punya sebuah ikatan, aku tidak tahu.
Jadi, aku menemukanmu pada waktu yang tepat, saat aku sedang membutuhkan, saat aku meminta, dan menemukanmu bukan sebuah kesengajaan yang berarti karena aku mencari sebelumnya, bahkan aku tidak bisa lagi menjabarkan setiap makna-makna atau perasaan terkejut yang aku dapatkan saat itu. Terlebih itu seperti sebuah keajaiban yang sudah Allah berikan buatku tapi bahkan aku masih saja tidak mensyukuri dan berhenti mencari bahagia yang lain karena setelah sekarang aku menyadari semua, bisa saja kau adalah kebahagian itu.
Aku Cuma diam dan tiba-tiba kau datang. Waktu berjalan. Ketidakjelasan. Lalu aku pergi.
Aku belum pernah merasakan ini sebelumnya, tapi seolah setiap hal yang kau lakukan yang sebenarnya hampir bisa aku mengerti, malah aku abaikan demi kebahagian itu. Sekali lagi aku katakan, sekarang aku sadar kebahagiaan itu ada padamu.
Aku yakin. Aku berpegang pada apa yang aku percayai. Tapi bahkan dengan mudahnya keyakinan ini ringkih lalu goyah lalu hilang. Sampai setelah aku menjalani semua yang aku kira akan berhasil dan aku kira itu adalah jawaban dari semua pertanyaan dan semua hal yang harus aku tahu dan aku miliki, ternyata itu cuma kefanaan. Sekali lagi aku katakan, bisa saja kaulah kebahagian itu.
Mencoba mengerti dan merubah itu sudah kulakukan, tapi aku tidak bisa melakukan keduanya. Aku tahu perubahan bisa terwujud jika ada sedikit pemaksaan, tapi bukan begitu caranya.
Sekecil apapun yang telah aku lakukan dan katakan tidak akan aku sesali. Aku hanya merasa bersalah, seharusnya aku lebih percaya kepada apa yang aku percayai dan bukan hanya percaya kepada yang sepertinya bisa digapai di depan mata.
Setiap kata. Setiap apa yang kaulakukan. Aku mengerti. Aku tidak akan menyesal soal itu, tapi aku salah. Banyak yang ingin aku katakan tapi, kau terlalu jauh.
Sejauh apapun aku menepis, tapi pada akhirnya aku tidak bisa mengelak juga. Sudah bingung aku harus mengatakan apa. Aku berharap sekali bisa bilang, "Dear, Windmill, aku dengar lagu Back to December dari Taylor Swift. Itu mewakili perasaanku. Tidak terlalu sama sepenuhnya, tapi itu mewakili. Maaf.“
Hal yang paling tidak bisa aku terima adalah, saat aku tidak bisa bilang padamu bahwa aku tidak melanggar janjiku pada diriku sendiri. Cuma itu. Untuk semua hal yang lain, aku bisa mengerti.
Boleh aku jujur ?
Imissyourredskinyoursweetsmilesogoodtomesorightandhowyouheldmeinyourarmsthatseptembernight...
:‘(
0 comments